
Jakarta – Menjadi orang tua adalah perjalanan yang penuh tantangan sekaligus kebahagiaan. Setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing, dan tugas orang tua adalah membimbing mereka tumbuh menjadi individu yang bahagia, percaya diri, dan sukses. Namun, tidak semua anak bisa dididik dengan cara yang sama. Pola asuh yang cocok untuk satu anak belum tentu efektif bagi anak lainnya.
Baca Juga: Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Genetik
Di era modern ini, banyak orang tua mulai menyadari bahwa mendidik anak bukan hanya tentang memberikan perintah atau mengajarkan disiplin, tetapi juga memahami karakter dan kebutuhan mereka secara lebih mendalam. Parenting yang baik adalah tentang menyesuaikan cara mendidik dengan kepribadian anak agar mereka bisa berkembang secara optimal.
Beberapa gaya parenting yang umum diterapkan oleh orang tua

1. Pola Asuh Otoriter : Orang tua menerapkan aturan ketat tanpa banyak kompromi. Anak-anak dalam pola asuh ini cenderung patuh tetapi kurang mandiri dan sulit mengungkapkan pendapat.
2. Pola Asuh Permisif : Orang tua sangat santai dan tidak banyak menetapkan aturan. Anak-anak mungkin tumbuh dengan kebebasan tinggi, tetapi terkadang kesulitan dalam memahami batasan dan tanggung jawab.
3. Pola Asuh Demokratis : Orang tua memberikan aturan yang jelas tetapi tetap mendengarkan pendapat anak. Pola ini sering dianggap sebagai yang paling ideal karena membantu anak menjadi mandiri dan bertanggung jawab.
4. Pola Asuh Neglectful (Tidak Terlibat) : Orang tua kurang memberikan perhatian atau bimbingan yang cukup. Anak-anak dalam lingkungan ini sering merasa tidak diperhatikan dan kurang mendapatkan dukungan emosional.
Memahami Anak Lebih Dalam dengan STIFIn
Salah satu metode yang bisa membantu orang tua dalam mendidik anak adalah STIFIn, sebuah konsep yang membagi kecerdasan manusia berdasarkan belahan otak yang dominan.

STIFIn membagi tipe manusia ke dalam 5 mesin kecerdasan, yaitu :
1. Sensing Anak dengan tipe Sensing cenderung fokus pada kenyataan dan detail yang ada di sekitarnya. Mereka lebih suka belajar melalui pengalaman langsung dan mengandalkan indera untuk memahami dunia. Anak tipe sensing sering kali praktis, terorganisir, dan lebih suka rutinitas yang jelas. Mereka juga lebih menyukai hal-hal konkret dan nyata, bukan konsep atau teori abstrak.
2. Thinking Anak dengan tipe Thinking cenderung membuat keputusan berdasarkan logika dan fakta, bukan perasaan. Mereka lebih suka menganalisis masalah secara objektif dan mencari solusi yang rasional. Anak tipe thinking biasanya cenderung langsung, jujur, dan lebih fokus pada tugas daripada hubungan emosional. Mereka menghargai kejelasan dan efisiensi dalam komunikasi dan keputusan.
3. Intuiting Anak dengan tipe Intuiting cenderung lebih fokus pada ide, konsep, dan kemungkinan di masa depan daripada detail yang ada di sekitar mereka. Mereka suka berpikir secara abstrak dan imajinatif, serta sering mencari pola atau makna yang lebih dalam. Anak tipe intuiting biasanya kreatif, terbuka terhadap ide baru, dan senang mengeksplorasi berbagai kemungkinan.
4. Feeling Anak dengan tipe Feeling cenderung membuat keputusan berdasarkan perasaan dan nilai-nilai pribadi, serta lebih memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain. Mereka sensitif terhadap emosi dan sering kali berusaha menciptakan harmoni dalam hubungan. Anak tipe feeling biasanya empatik, peduli, dan lebih fokus pada aspek sosial dan emosional daripada logika atau fakta.
Baca Juga: Penjelasan Mesin Kecerdasan Tipe Feeling
5. Insting Anak dengan tipe Insting cenderung lebih mengandalkan naluri atau perasaan spontan dalam mengambil keputusan. Mereka sering bertindak dengan cara yang natural dan mengikuti dorongan atau keinginan mereka, tanpa terlalu banyak berpikir panjang. Mereka lebih responsif terhadap situasi saat ini dan cenderung lebih praktis dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
Dengan mengetahui mesin kecerdasan anak, orang tua bisa menyesuaikan cara mendidik mereka secara lebih spesifik.
Peran Orang Tua dalam Menyesuaikan Mendidik Anak

Menyesuaikan pola asuh dengan mesin kecerdasan anak bukan hanya membantu mereka berkembang dengan lebih baik, tetapi juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Ketika anak merasa dipahami, mereka akan lebih terbuka dan lebih mudah diarahkan tanpa harus dipaksa.
Parenting yang baik bukan hanya tentang menerapkan aturan atau mengikuti tren pengasuhan tertentu, tetapi tentang memahami karakter unik setiap anak. Dengan metode seperti STIFIn, orang tua memiliki alat tambahan untuk lebih memahami bagaimana anak berpikir, belajar, dan berinteraksi dengan dunia.
Kesimpulan
Setiap anak adalah individu yang unik, dan tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan STIFIn, kita bisa mengetahui cara berpikir anak dan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, percaya diri, dan sukses sesuai potensinya.
STIFIn menawarkan keuntungan dan manfaat yang jelas, seperti kelebihan akurasi dan kemudahan aplikasi 1x seumur hidup. Yuk, Kenali diri anakmu lebih baik dan raih versi terbaik anakmu!
Berita Terkait